Monday, September 23, 2019

PENILAIAN RENCANA INVESTASI SYARIAH

PENILAIAN RENCANA INVESTASI SYARIAH
Dosen pengampuh :Rani Afriliasari.S.EI,M.E

indrayani





KELOMPOK 2 :
Ulan Ayu Lestari (17.2800.064)
Nurfadila Kasim (17.2800.066)
Dewi Asnita (17.2800.068)


PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
 PAREPARE
2019
ABSTRAK
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana penilaian rencana investasi syariah dimana untuk menganalisis pengeluaran modal dalam islam  menggunakan metode payback period, net present value, dan accounting rate of return. Praktik analisis investasi konvensional sepertitabungan dan deposito mudharabah, asuransi syariah, tabungan pendidikan, dan reksadana syariah. ISM atau Investible suplus method digunakan untuk evaluasi investasi dalam kerangka syariah. Pola arus kas dan kelebihan dan kekurangan ISM dibandingkan dengan metode lain seperti payback period, net present value, dan accounting rate of return.


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penanaman modal atau investasi merupakan unsur vital dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan awal usaha, dan pengembangan usaha. Oleh sebab itu, investasi harus mendapatkan perhatian yang serius.
Tujuan utama dari suatu investasi adalah untuk memperoleh berbagai manfaat pada waktu yang akan datang. Manfaat tersebut dapat berupa finansial maupun nonfinansial, dalam arti manfaat finannsial berupa laba atau profit dan manfaat nonfinansial berupa terbukanya lapangan pekerjaan baru. Hal ini juga akan sangat membantu program pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran. Akan tetapi tidak semua investasi yang dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupum pihak swasta dapat memberikan hasil seperti yang diharapkan. Kegagalan atau kerugian akibat investasi bisa saja terjadi.
Penilaian investasi dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dimasa yang akan datang sehingga dapat menghindari kemungkinan melesetnya tujuan yang ingin dicapai dari investasi tersebut. di dalam penilaian investasi akan diperhitungkan peluang dan hambatan investasi terhadap usaha yang akan dijalankan. Jadi, penilaian investasi diharapkan dapat menjadi pedoman atau arahan terhadap investasi yang akan dilaksanakan. Penilaian investasi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode antara lain Payback Period (pp), Net Present Value (NPV), danAccounting Rate of Return (ARR).
Rumusan Masalah
Bagaimanakah analisis pengeluaran modal dalam perspektif Islam ?
Bagaimanakah analisis ringkasan tentang praktik analisis investasi konvensional?
Bagaimanakah evaluasi investasi dalam kerangka syariah?
Bagaimanakah pola arus kas ?
Bagaimanakah invisible surplus method ?


PEMBAHASAN
Analisis Pengeluaran Modal Dalam Perspektif Islam
Suatu organisasi mempunyai kriteria yang berbeda untuk investasi sehingga mereka mengadopsi metode untuk analisis usulan pengeluaran modal. Seringkali suatu metode dilengkapi dengan dua metode atau lebih untukmemastikan suatu keputusan investasi yang tepat. Dengan cara yang sama, kebutuhan suatu organisasi, kadang-kadang membutuhkan modifikasi terhadapmetode yang biasa digunakan dan cakupan modifikasi seperti itu sangat luas. Adapun metode yang paling banyak digunakan dalam analisis investasi konvensional adalah:
Metode Payback Period (PP)
Payback Period adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan-penerimaanyang dihasilkan proyek investasi tersebut. Dengan demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan panjangnnya waktu yang akan diperlukan agar dana yang tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali seutuhnya. Rumus payback period jika cash flow pertahun jumlahnya berbeda adalah:

Payback period = n+ a-b *1 thn
c-b
Dimana :
n = tahun terakhir dimana jumlah cash flow masih beleumbsa menutupi     original invesment
a = jumlah Original Investment
b = jumlah kumulatif Cash Flow pada tahun n
c = Jumlah kumulatif Cash flow pada tahun ke n+1
Sedangkan rumus Payback Period yang digunakan jika Cash Flow pertahun jumlahnya sama adalah :

Payback period = Original Investment * 1 thn
Cash Flow
Suatu investasi akan diterima jika payback period yang dihasilkan lebih kecil dari yang disyaratkan. Sebaliknya, jika payback period yang dihasilkan lebih besar dari yang disyaratkan, maka investasi tersebut di tolak. Jika investasi tersebut lebih dari satu maka yang dipilih adalah investasi yang menghasilkan payback period yang paling kecil seperti yang dikemukakan oleh Halim (2003:135).
Metode payback period memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan ini menurut Soeharto (2002:126) yaitu :
Kelebihan metode payback period
Metode ini cukup sederhana dan mudah dimengerti
Untuk menilai suatu usulan investasi yang memerlukan modal dalam jumlah yang relatif lebih besar .
Kekurangan metode payback period
Digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan proyek tersebut .
Mengabaikan benefit yang diperoleh sesudah dana investasi itu kembali
Metode Net Present Value (NPV)
Dengan diketahuinya kelemahan-kelemahan yang ada apada metode payback period maka muncullah metode lainnya yaitu Net Present Value (NPV). Metode ino menggunakan pertimbangan bahwa nilai uang sekarang lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai uang pada waktu mendatang karena adanya faktor bunga.
Halim (2003:136) mengemukakan bahwa NPV merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dengan membandingkan nilai tunai dari arus kas yang akan diterima dimasa yang akan datang dengan nilai investasi yang ditanamkan sekarang. Adapaun rumus yang digunakan untuk menghitung nilai NPV, yaitu:

NPV =   CF1   +   CF2    +   CF3   + ...... +   CF      
   (1+i)2       (1+i)2        (1+i)3                    (1+i)n

Dimana :
NPV =Net Present Value
CF1, CF2, CF3,CFn = Cash Flow tahun 1,2,3 sampai ke-n
i = interest rate
n = umur proyek investasi
OI = Original Investment
Menurut Halim (2003:136) jika hasil perhitungan NPV lebih dari 0 (nol), dikatakan investasi tersebut feasible (layak) untuk dilaksanakan dan jika lebih kecil dari 0 tidak layak untuk dilaksanan. Adapun kelebihan dan kelemahan metode NPV menurut Soeharto (2002:123) yaitu:
Kelebihan Metode Net Present Value (NPV)
Memasukkan faktor nilai uang waktu dari uang
Mempertimbangkan semua arus kas proyek
Mengukur besaran absolut dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti konstribusinya terhadap usaha meningkatkan kekayaan perusahaan atau pemegang saham.
Kelemahan metode Net Present Value (NPV)
Penentuan tingkat suku bunga memerlukan perhitungan yang teliti.
Jumlah nilai sekarang tidak dapatdibandingkan dari rencana investasi yang lain yang jumlah investasinya tidak sama.
Metode Accounting Rate of Return (ARR)
Metode Accounting Rate of Return (ARR) atau sering juga disebut “average rate of return” menunujukkan persentase keuntungan neto setelah pajak di hitung dari “average investment” atau “initial invesment”. Dasar perhitungan metode ini adalah keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan “laporan keuangan”.
Mulyadi (2001:301) menulis bahwa perhitungan metode ARR dapat dilakukan   dengan menggunkan rumus berikut ini :
r = P1 – C1   P2-P1
      C2 – C1
Kriteria keputusan :
Bila persentase ARR dari suatu ususlan proyek investasi lebih besar dibandingkan dengan ARR minimum yang ditetapkan pihak manajemen, maka usulan proyek investasi tersebut dapat diterima atau layak untuk direalisasikan.
Bila persentase ARR dari suatu proyek investasi lebih kecil dibandingkan dengan ARR minimum yang ditetapkan pihak manajemen, maka usulan proyek investasi tersebu ditolak.
Penggunaan metode ARR didalam pengambilan keputusan investasi memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan antara lain:
Keunggulan:
Proses perhitungannya relative mudah karena hanya menggunakan data akuntansi atau keuangan yang diproyekkan.
Mempertimbangkan seluruh laba yang akan dihasilkan selama umur ekonomis proyek investasi.
Kelemahan:
Tidakmempertimbangkannilaiwaktuuang
Relative sulit didalam menentukan besarnya persentare rate of return yang dianggap layak akan dijadikan sebagai batas minimum penerimaan suatu proyek investasi.
Analisis ringkasan tentang praktik analisis investasi konvensional
Salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia adalah beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992.Perbankan syariah semakin marak setelah diterbitkan UU No.10/1998 yang memungkinkan perbankan menjalankan dual banking system atau bank konvensional dapat mendirikan devisi syariah.Dengan adanya Undang-Undang tersebut bank-bank konvensional mulai melirik dan membuka  unit usaha syariah. Tak heran jika perkembangan perbankan syariah cukup pesat.
Factor utama yang mendukung perkembangan ekonomi syariah di Indonesia di masa mendatang adalah jumlah pendududk Indonesia yang mayoritas muslim. Selain itu adanya peningkatan kesadaran umat islam dalam berinvestasi sesuai syariah. Mengingat begitu pentingnnya investasi sebagai salah satu perilaku ekonomi, maka menjadi penting pula pemahaman mengenai teori dan praktik investasi tersebut.Berikut uraian dari teori dan praktik investas isyariah.
Tabungan dan deposito mudharabah merupakan perjanjian antara nasabah sebagai pemilik modal dengan bank sebagaipengelola modal untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh bank sebagaipengelola modal nasabah akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama sejak awal dengan besaran yang tak tentu setiap periodenya dan disesuaikan dengan hasil kinerja usaha dari bank yang bersangkutan.
Asuransi syariah yaitudimana premi yang dibayar tetap menjadi milik nasabah, dana yang terkumpul pun merupakan milik seluruh peserta asuransi, sehingga perusahaan asuransi hanya melakukan pengelolaan dana yang dititipkan oleh nasabah kedalam investasi-investasi yang halal dan hasilnya dibagi sesuai dengan nisbah yang di sepakati  bersama.
Tabungan pendidikan ,tabungan ini tergolong dalam tabungan berjangka dengan setoran bulanan yang fleksibel dan memberikan dan memberikan hasil investasi yang lebih baik, tabungan ini juga menyediakan asuransi.
Reksadana syariah. Mekanisme investasi reksadana syariah ini mirirp dengan reksadana konvensional. Antar sesama investor akan ‘patungan’ untuk berinvestasi kedalam suatu produk keuangan yang pengelolaannya dilakukan oleh manajer investasi.
Evaluasi investasi dalam kerangka syariah
Ketika gagasan dasar bahwa waktu mempunyai nilai dan mempertimbangkan waktu dalam arus kas adalah sesuatu yang diterima, analisis teknik pengeluaran modal sudah menggunakan konsep modal yang tidak islami.Jadi ada kepentingan untuk membuat rumusan alternative, di samping keinginan untuk membuat sebuah karakter yang sederhana dan rasional dengan melibatkan uang sebagai fungsi waktu.Terkait dengan hal ini, maka perlu adanya metode yang dapat digunakan untuk memulai atau mengevaluasi proyek investasi sesuai dengan kerangka syariah.
Metode yang digunakan dalam kerangka keuangan syariah adalah“ Investible Surplus Method / metode kelebihan barang yang diinvestasikan.
PolaArusKas
Arus kas adalah dimana biaya awal diikuti oleh serangkaian biaya tunai berjalan dengan nilai sisa proyek sama dengan biaya awal diikuti oleh serangkaian biaya tunai berjalan dengan nilai sisa proyek sama dengan nol dan tidak ada pemeliharaan antara pengganti.
Pola
ArusKasOperasi
ArusKasInvestasi
ArusKasPendanaan

1
+
+
+

2
+
-
-

3
+
+
-

4
+
-
+

5
-
+
+

6
-
-
+

7
-
+
-

8
-
-
-

Pola 1 dan 8 boleh dibilang tidak biasa (tidak lazim).Pola 1 mungkin terjadi ketika perusahaan memperoleh arus kas positif dari ketiga aktivitasnya dan secara signifikan meningkat posisi kas nya untuk beberapa alas an startegis, misalnya untuk keperluan akuisisi.Pola 8 arus kas menunjukkan arus kas negative dari ketiga aktivitasnya dan dapat terjadi hanya jika perusahaan masih memiliki ketersediaan cadangan kas yang cukup untuk membiayai seluruh aktifitasnya.
Pola 2 sampai 4 menunjukkan arus kas operasi posistif, dimana arus kas operasi positif ini digunakan untuk membiayai aktifitas investasi maupun pendanaan (pola 2) atau yang didukung oleh hasil aktivitas investasi( pola 3) atau yang didukung oleh hasil aktivitas pendanaan (pola 4) untuk melunasi utang jangka panjang kepada kreditor, membayar prive atau deviden tunai kepada pemilik atau investor, atau untuk melakukan ekspansibisnis. Pola 5 dan 7 merupakan pola arus kas yang tidak sehat untuk jangka panjang karena kebutuhan atau kekurangan arus kas operasi perusahaan harus ditutup dengan penjualan investasi atau asset jangka panjang dan atau dengan jaminan pendaan dari luar  (melakukan pinjaman dari kreditor).
Berdasarkan pola arus kas diatas dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi begitu sangat penting. Dengan arus kas operasi yang positif memungkinkan bagi perusahaan untuk melunasi utang, membayar prive atau deviden tunai, serta mendanai pertumbuhannya melalui ekspansi bisnis atau aktivitas investasi. Arus kas operasi yang negative sebagai akibat dari gagalnya atau ketidakberhasilan aktivitas operasi mengharuskan perusahaan untuk mencari alternative sumber kas lainnya.
Invisible Surplus Method (ISM)
Metode yang diusulkan dalam kerangka keuangan syariah adalah investibel surplus method / metode kelebihan barang yang diinvestasikan dan ISM.
Keuntungan ISM disbanding metode lain
Dibanding denganmetode payback period
ISM mengukur keuntungan proyek, sedangkan metode payback period tidak.
Payback mempunyai suatu penyimpanan terhadap investasi jangka panjang sedangkan ISM tidak.
Payback tidak mempertimbangkan arus kas setelah biaya ditutpi sedangkan ISM mempertimbangkan semua arus kas selama proyek berlangsung.
Payback mengabaikan nilai uang sebagai fungsi wakyu, sedangkan ISM memperhitungkan kartu pengeluaran dan waktu berjalan.
Dibanding dengan ARR
ISM mempertimbangkan nilai uang sebagai fungsi waktu sedangkan ARR tidak.
Dibandingdengan NVP
1). NVP lebih dipahami dalam kerangka kapitalistik dimana riba digunakan untuk pemotongan arus kas. ISM lebih relevan digunakan dalam kerangka bebas riba, dengan ide sentralnya adalah mengabaikan suku bunga.
2). Lebih dari itu ISM lebih sederhana untuk dipahami dan diterapkan dibandingkan ARR.

PENUTUP
Kesimpulan
Penilaian rencana invetasi syaraih di rencanakan secara baik-baik, harus memperhatikan metode apa yang digunakan, kami menggunkan metode payback period metode payback period adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan-penerimaanyang dihasilkan proyek investasi tersebut. metode net present value,merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dengan membandingkan nilai tunai dari arus kas yang akan diterima dimasa yang akan datang dengan nilai investasi yang ditanamkan sekarang danaccounting rate of return dasar perhitungan metode ini adalah keuntungan yang dilaporkan dalam pembukuan “laporan keuangan”.
Adapun praktik investasi syariah yaitu seperti tabungan dn depositi mudharabh, tabungan pendidika, asuransi syariah, dan reksadana syariah.pada evaluasiinvestasi kerangka syariah kami menggunakan metode ISM (Invistible Surplus Method) yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Arus kas adalah dimana biaya awal diikuti oleh serangkaian biaya tunai berjalan dengan nilai sisa proyek sama dengan biaya awal diikuti oleh serangkaian biaya tunai berjalan dengan nilai sisa proyek sama dengan nol dan tidak ada pemeliharaan antara pengganti.
Saran
Segala saran dan kritik kami harapkan dari semua pihak karena kami menyadari bahwa  makalah kami jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik tersebut semoga saja dapat menjadi pelajaran bagi kami semua untuk dapat menjadi pelajaran bagi kami semua untuk dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya,serta makalah ini agar dapat menjadi bermanfaat bagi kita semua, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.


































2 comments:

Dani Wahyu said...

Thanks infonya. Oiya ngomongin investasi, ternyata ada loh beberapa mitos yang sering muncul dan itu bikin kita jadi enggan buat berinvestasi. Mau tau apa aja mitos itu? Yuk cek selengkapnya di artikel yang saya temuin ini:
Mitos yang bikin enggan investasi

Abank eroz said...

Iya