Monday, March 26, 2018

makalah tentang ekonomi

KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nyalah sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas ini sampai pada waktu yang di tentukan. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang telah memperjuangkan kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang hingga kita dapat menikmati hasil dari perjuangannya hingga kini.
Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Manajemen Syariah dengan judul pembahasan kami yakni “Keseimbangan Ekonomi”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang keseimbangan ekonomi dua sektor, tiga sektor, dan empat sektor.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Parepare, Maret 2018



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………................
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..................
ii
BAB I PENDAHULUAN

  1. Latar belakang .............................…………………………………………...
1
  1. Rumusan masalah ………………....…..............……………………………
1
  1. Tujuan .............................. …………………………………………………..
2
BAB II PEMBAHASAN

A.    Keseimbangan Ekonomi Dua Sektor..............................................................
3
1.   Hubungan antara konsumsi dan pendapatan .............................................
4
2.   Fungsi konsumsi dan tabungan .................................................................
5
B.     Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor .............................................................
7
1.      Aliran pendapatan dan syarat keseimbangan ...........................................
8
2.      Pengeluaran pemerintah ...........................................................................
10
C.     Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor ..........................................................
11
BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan …...............……………………………………………………..

B.     Saran ...........................………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………................



                                                                    


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sejak tahun 1930-an, ilmu ekonomi telah dibagi kedalam dua bagian yaitu, mikroekonomi (microeconomics) dan makroekonomi (macroeconomics). Mikro ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari pelaku dari unit-unit ekonomi individual seperti rumah tangga, perusahaan, dan struktur industri. Sedangkan makro ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang menelaanh perilaku dari perekonomian atau tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan (aggregate), termasuk di dalamnya faktor-faktor mempengaruhi kinerja perekonomian atau kegiatan ekonomi agregat tersebut.
Dalam ekonomi makro terdapat sirkulasi keseimbangan pendapatan nasional dalam berbagai sektor ekonomi di antaranya yaitu keseimbangan ekonomi dua sektor, tiga sektor, dan empat sektor yang terdiri dari sektor rumah tangga, sektor perusahaan,  sektor pemerintahan dan sektor luar negeri.
Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Ini berarti dalam perekonomian ini dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah dan perdagangan luar negeri. Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah keatas kegiatan dalam sesuatu perekonomian. Dalam perekonomian tiga sektor kegiatan perekonomian perdagangan luar negeri  masih diabaikan. Sedangkan keeimbangan ekonomi empat sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan, pemerintan dan perdagangan luar negeri. Pada perekonomian empat sektor ini sudah dikenal kegiatan ekspor dan impor yang sudah melibatkan beberpa negara sehingga terjadilah yang dinamakan perdagangan luar negeri.
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud keseimbangan ekonomi dua sektor ?
2.    Apa yang dimaksud keseimbangan ekonomi tiga sektor ?
3.    Apa yang dimaksud keseimbangan ekonomi empat sektor ?


C.      Tujuan
1.  Mengenal dan mengetahu keseimbangan ekonomi dua sektor.
2.  Mengenal dan mengetahu keseimbangan ekonomi tiga sektor.
3.  Mengenal dan mengetahu keseimbangan ekonomi empat sektor.



BAB II
PEMBAHASAN
A.      KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Dalam perekonomian ini tidak terdapat pemerintah, berarti dalam perekonomian itu tidak terdapat pajak dan pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga tidak melakukan perdagangan luar negeri dan dengan demikian perekonomian itu tidak melakukan kegiatan ekspor dan impor. Aliran-aliran pendapatannya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Pendapatan faktor-faktor Produksi
Gaji dan upah,sewa,bunga dan untung
 


           Aliran 1
                                                                                                        RUMAH
         PRUSAHAAN                                                                                     TANGGA
 


                                                                                                               Aliran 2       
                                          Komsumsi rumah tangga                                           Aliran 3             
                                                                                                                                   Tabungan
Aliran 5 Investasi
                                                             Aliran 4 Pinjaman
                                                                                                                        BANK
 


PENANAMAN MODAL                                                           LEMBAGA  KEUANGAN
a.    Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga. Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan untung.
b.    Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.
c.    Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan.
d.   Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan.
1.      Hubungan antara konsumsi dan pendapatan
Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga. Tabel yang menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatan yang berubah-ubah. Mislanya, seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp 500 ribu, konsumsinya adalah Rp 500 ribu. Pada waktu pendapatannya Rp 900 ribu konsumsinya adalah Rp 800 ribu. Tabel 4.1 secara terperinci menunjukkan hubungan diantara tingkat pendapatan disposebel dan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.
TABEL 4.1

Pendapatan, konsumsi dan tabungan (dalam ribu rupiah)
Pendapatan disposebel (Yd)      (1)
Pengeluaran konsumsi (C)           (2)
Tabungan                (S)                               (3)
0
125
-125
100
200
-100
200
275
-75
300
350
-50
400
425
-25
500
500
0
600
575
25
700
650
50
800
725
75
900
800
100
1000
875
125









Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai tingkat pendapatan disposebel yang mungkin diterima oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut.jumlah tabungan (atau kelebihan pendapatan sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin diterimanya) ditunjukkan dalam kolom (3).
Contoh angka yang dibuat dalam tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan gambaran mengenai ciri-ciri khas dari hubungan diantara pengeluaran konsumsi dan pendapatan disposebel seperti yang baru diterangkan diatas. Ciri-ciri yang digambarkan dalam tabel 4.1 adalah :
                    i.     Pada pendapatan yang rendah rumah tangga akan mengorek tabungan. Pada waktu rumah tangga tidak memperoleh pendapatan yaitu pendapatan disposebel adalah nol (Yd=0), pengeluaran konsumsi adalah Rp 125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya. Tabungan negatif, atau mengorek tabungan (dissaving) akan selalu dilakukan oleh rumah tangga apabila pendapatannya masih dibawah Rp 500 ribu.
                  ii.          Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pendapatan konsumsi. Contoh dalam tabel 4.1 menunjukkan, apabila pendapatan bertambah sebanyak Rp 100 ribu, konsumsi bertambah sebanyak Rp 75 ribu. Sisa pertambahan pendapatan itu (Rp 25 ribu) ditabung.
Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Disebabkan pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatannya. Contoh dalam tabel 4.1 menunjukkan, apabila pendapatan rumah tangga lebih dari pada Rp 500 ribu, konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya. Sebagai contoh, pada pendapatan Rp 900 ribu, konsumsi adalah Rp 800 ribu, dan ini menunjukkan rumah tangga sudah menabung sebanyak Rp 100 ribu.
2.      Fungsi Konsumsi dan tabungan
Dalam analisis makroekonomi yang lebih penting bukanlah melihat konsumsi tabungan sesuatu rumah tangga, tetapi melihat kepada konsumsi dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari semua rumah tangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari semua rumah dalam perekonomian dinamakan, seperti telah dinyatakan sebelum ini, konsumsi agregat dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian dinamakan tabungan agregat.
Daftar konsumsi dan tabungan
Dalam tabel 4.5 ditunjukkan satu contoh yang menggambarkan tingkat pendapatan nasional tingkat konsumsi dan tingkat tabungan yang menggunakan pemisalan seperti yang dinyatakan di atas. Dapat dilihat bahwa pada pendapatan nasional = 0, konsumsi rumah tangga dalam perekonomian adalah Rp 90 Triliun, dan dengan demikian rumah tangga “mengorek tabungan” sebanyak Rp 90 Triliun.
                        Contoh tersebut menggambarkan pula bahwa pendapatan nasional mengalami perubahan sebanyak Rp 120 Triliun, dan karena dimisalkan MPC = 0,75 (dan sebagai akibatnya MPS = 0,25) maka konsumsi dan tabungan masing-masing akan bertambah sebanyak 0,75 (Rp 120 Triliun) = Rp 90 Triliun dan 0,25 (Rp 120 Triliun)= Rp 30 triliun. Berdasarkan kepada data tersebut, dalam tabel 4.5 konsumsi agregat selalu mengalami pertambahan sebanyak Rp 90 triliun dan tabungan agregat selalu mengalami pertambahan sebanyak Rp 30 triliun.
TABEL 4.5
Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan (dalam triliun rupiah
Pendapatan nasional
Konsumsi
Tabungan
(Y)
(C)
(S)
(1)
(2)
(3)
0
90
-90
120
180
-60
240
270
-30
360
360
0
480
450
30
600
540
60
720
630
90
840
720
120
960
810
150
1080
900
180
1200
990
210





Ciri – ciri fungsi konsumsi dan tabungan sebelum menerangkan ciri-ciri fungsi konsumsi dan fungsi tabungan, terlebih dahulu perlulah diterangkan dan didefinisikan arti dan istilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
i.      Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
ii.    Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
Penentu-penentu lain konsumsi dan tabungan walaupun pendapatan rumah tangga penting peranannya dalam menentukan konsumsi, peranan faktor-faktor lain tidak dapat diabaikan. Dibawah ini diterangkan beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga .
1.      Kekayaan yang telah terkumpul, sebagai akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan yang banyak sebagai akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai kekayaan yang mencukupi.
2.      Suku bunga, dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan.
3.      Sikap berhemat, berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan.
4.      Keadaan perekonomian, dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran, masyarakat berkecenderungan melakukan pengeluaran yang lebih aktif.
5.      Distribusi pendapatan, dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih banyak tabungan akan diperoleh.
6.      Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi, program dana pensiun dijalankan diberbagai negara. Ada negara yang memberikan pensiun yang cukup tinggi kepada golongan penduduknya yang telah tua.
B.       KESEIMBANGAN EKONOMI TIGA SEKTOR
Perekonomian tiga sektor adalah perekonomianyang terdiri dari sektor-sektor yang berikut : rumah tangga , perusahaan dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis perekonomian  -pada hakikatnya akan diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah ke atas kegiatan dalam sesuatu perekonomian.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbul dua perubahan penting dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional :
i.      Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui pengurangan ke atas konsumsi rumah tangga, akan tetapi sebaliknya.
ii.    Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan perbelanjaan agregat. Perubahan-perubahan ini penting pengaruhnya kepada penentuan keseimbangan pendapatan nasional.
1.    Aliran pendapatan dan syarat kesimbangan
Analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor bertujuan untuk menunjukkan penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian dimana terdapata pemerintah. Ntuk memahami analisis tersebut dengan baik perlulah  terlebih dahulu di sadari corak aliran pendapatan dang pengeluaran yang berlaku dalam perekonomian tersebut dan selanjutnya dari gambaran tersebut di tunjukkan syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
Campur tangan pemrintah dan perekonomian akan menimbulakan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Jenis aliran baru tersebut adalah :
i.      Pembayaran pajak oleh rumah tangga-rumah tangga dan perusahaan –perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
ii.    Aliran baru yang kedua adalah pengeluaran dri sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan niali pengeluaran pemrintah ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan leh sektor perusahaan.
iii.  Aliran yang ketiga adalah aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai kibat dari pembayaran ke atas penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Dengan adanya tiga aliran tersebut corak aliran pendapatan dalam perekonomian tertutup adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar 5.1. dari gambar itu dapat dilihat bahwa dalam suatu perekonomian tertutup ciri-ciri pokok dari aliran pendapatan dan pengeluarannya adalah sebagai berikut :



Gambar 5.1
Sirkulasi Aliran Pendapatan Dalam Perekonomian Tiga Sektor
a.    Pembayaran yang dilakukan oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pembayaran yang dilakukan kepada sektor rumah tangga sebagai balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang digunakannya, dan pembayaran pajak pendapatan perusahaan dan pajak-pajak yang lainnya kepada pemerintah.
b.    Pendapatan yang di terima oleh sektor rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber, dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bungan dan untung oleh sektor perusahaan, dan dari pembayaran gaji dan upah oleh sektor pemerintah.
c.    Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari sektor perusahaan dan sektor rumahtangga. Pendapatannya tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
d.   Pendapatan yang di terima sektor rumah tangga akan digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan : memebayar/membiayai pengeluaran konsumsi, disimpan sebagai tabungan dan membayar pajak pendapatan rumahtangga.
e.    Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumahtangga dipinjamkan oleh lembaga-lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanm modal.
f.     Pengeluaran agregat telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu disamping pengeluaran konsumsi dan investasi, sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah.
2.      Pengeluaran pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah Di Negara-negara yang sudah sangat maju pajak adalah sumber utama dari perbelanjaan pemerintah. Sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk  membiayai administrasi pemerintah dan sebagian lainnya adalah untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan. 
Penentu-penentu pengeluaran pemerintah
Jumlah pegeluaran pemerintah yang akan dilakukan dalam suatu periode tertentu tergantung kepada banyak faktor.
a.       Proyeksi jumlah pajak yang diterima
Dalam menyusun anggaran belanjanya pemerintah harus terlebih dahulu membuat proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan doterimanya. Makin banyak jumlah pajak yang dapat dikumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan dilakukan.
b.      Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai
Kegiatannya dapat memanipulasi/mengatur kegiatan ekonomi yang diinginkan. Beberapa tujuan penting dari kegiatan pemerintah adalah mengatasi masalah pengangguran, menghindari inflasi dan mempercepat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang, untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut sering sekali pemerintah membelanjakan uang yang jauh lebih besar dari pendapatan yang diperoleh dari pajak.
c.       Pertimbangan politik dan keamanan
Pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. Kekacauan politik, perselisihan di antara berbagai golongan masyarakat dan daerah sering berlaku di berbagai negara dunia.


Fungsi pengeluaran pemerintah
Dalam uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan nasional tidak memegang peranan yang penting dalam menentukan perbelanjaan pemerintah.  Dengan kata lain, pengeluaran pemerintah pada suatu periode tertentu dan perubahannya  dari satu periode ke periode lainnya tidak didasarkan kepada tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan pendapatan nasional.
3.      Keseimbangan dalam perekonomian tiga sector
Uraian mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor akan dibedakan dalam dua keadaan, yaitu:
i.      Dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalah sistem pajak tetap.
ii.    Dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalahpajak proporsional.
Untuk setiap keadaan, tiga pedenkatan penentu keseimbangan pendapatan nasional akan diterangkan: dengan menggunakan contoh angka, secara grafik dan dengan analisi secara aljabar.
C.      KESEIMBANGAN EKONOMI EMPAT SEKTOR ( PEREKONOMIAN TERBUKA)
Keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi empat sektor atau perekonomian terbuka yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor dan impor.  Oleh karena analisis ini telah sepenuhnya menggambarkan penentuan kegiatan yang sebenamya berlaku, dalam suatu perekonomian, maka analisis mengenai penentuan keseimbangan tersebut boleh juga dinamakan sebagai keseimbangan makro ekonomi .
Dua pendekatan akan digunakan untuk menerangkan bagaimana perekonomian empat sektor: rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri, akan mencapai keseimbangan makroekonomi. Pendekatan yang pertama - yang diterangkan dalam bab ini, merupakan analisis yang melengkapii analisis dalam kedua bab sebelum ini. Analisis dalam bab ini memperhatikan bagaimana pengeluaran agregat (AE) dalam ekonomi empat sektor akan menentukan pendapatan nasional pada keseimbangan. Dalam analisis ini akan diperhatikan bagaimana ekspor dan impor akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka.
Analisis yang pertama tersebut dapat lebih disempumakan dengan menganalisis keseimbangan makroekonomi yang memperhatikan pula efek perubahan harga-harga ke atas keseimbangan tersebut. Memperhatikan efek perubahan harga ke atas keseimbangan ekonomi dinamakan analisis permintaan agregat-penawaran agregat atau lebih popular dikenal sebagai analisis AD-AS.
1.    Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam perekonomian terbuka sektor-sektor ekonominya dibedakan ke dalam empat golongan, yaitu: rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan Iuar negeri. Melakukan perdagangan internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh berbagai negara. Semenjak berabad-abad yang lalu, ketika berbagai perekonornian masih belum begitu berkembang, perdagangan ekspor dan impor telah mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan impor mempakan bagian yang penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walau bagaimanapun, secara relatif, kepentingannya berbeda dari satu negara ke negara lain.
a.      Ekspor, Impor dan Pengeluaran Agregat
Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan  pengeluaran yang berlaku adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 6.1. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan perekonomian tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor.
Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang barang buatan dalam negeri  ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan memimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan.
Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan Peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek yang sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian.  Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocoran ini pada akhirnya akan menutunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai.
Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional tergantung kepada ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor neto adalah positif, pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
b.      Sirkulasi Aliran Pendapatan
Dengan menggunakan gambar dengan lebih jelas akan dapat dilihat bagaimana ekspor dan impor akan mempengaruhi kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi aliran pendapatan yang berlaku. Perhatikan Gambar 6.1. Penggunaan faktor-fakto: produksi oleh sektor perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga. Aliran pendapatan tersebut meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi oleh pajak keuntungan perusahaan (Aliran 2), tetapi belum dikurangi oleh pajak pendapatan perseorangan atau individu.
Rumah tangga, yang menawarkan faktor-faktor produksi kepada perusahaan untuk memperoleh berbagai pendapatan di atas, akan menggunakan dan membelanjakan pendapatan mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang berikut:
Gambar 6.1
Sirkulasi Aliran Pendapatan Dalam Perekonomian Terbuka

 


                    i.     Membayar pajak pendapatan individu kepada pemerintah dan pengeluaran ini ditunjukkan oleh Aliran 3. Seperti telah diterangkan pendapatan yang diterima setelah pajak dinamakan pendapatan disposebel. 
                  ii.     Pendapatan disposebel yang diterima rumah tangga terutama akan digunakan untuk membelii barang dan jasa yang diproduksikan di dalam negeri, Pengeluaran ini akan digolongkan sebagaii pengeluaran konsumsi ke atas barang-barang dalam negeri atau seeara ringkas: Cdn Pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 4.
                iii.     Mengimpor barang-barang yang diproduksikan di negara-negara lain. Pengeluaran ini ditunjukkan oleh Aliran 5. Gabungan di antara Aliran 4 dan Aliran 5 meliputi keseluruhan pembelajaan rumah tangga yaitu nilai “C” pada analisis di Bab Empat dan Bab Lima
                iv.     Menabung sisa pendapatan yang tidak digunakan ke dalam institusi atau badan keuangan seperti bank perdagangan, bank tabungan dan institusi penabungan lainnya. Penyimpanan atau penabungan ini ditunjukkan oleh Aliran 6.
Dari pada aliran pendapatan dan pengeluaran yang dinyatakan di atas, hanya satu aliran yang merupakan aliran pengeluaran ke atas barang-barang yang diproduksikan sektor perusahaan. Aliran  tersebut adalah Aliran 4, yaitu pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri (Cdn). Walau bagaimanapun dalam keseluruhan ekonomi masih terdapat beberapa jenis pengeluaran lain ke atas barang yang diproduksikan sektor perusahaan. Dalam Bab Empat dan Lima telah diterangkan dua dari pengeluaran lain tersebut, yaitu: investasi perusahaan (Aliran 8) dan pengeluaran pemerintah (Aliran 9). Dalam perekonomian terbuka pengeluaran ke atas barang dalam negeri akan bertambah sebagai akibat dari ekspor, yaitu pengeluaran oleh negaa-negara lain. Pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 10.
Berdasarkan kepada aliran-aliran pengeluaran ke atas produksi sektor perusahaan dan ke atas barang impor, yaitu seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 6.1, dapatlah disimpulkan bahwa dalam ekonomi terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran berikut:
i.      Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang-barang yang dihasilkan di daiam negeti (Cdn) .
ii.    Investasi perusahaan (i) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan barang dan jasa.
iii.  Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh di dalam negeri (G).
iv.  Ekspor, yaitu pembelian negara lain ke atas barang buatan perusahaan-pemsahaan di dalam negeri (X).
v.    Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri (M).
Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam ekonomi terbuka adalah: pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang impor dan pengeluaran orang luar negeri ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor). Pengeluaran agregat tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan formula berikut:
AE =Cdn + I + G + X + M