KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nyalah sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas ini sampai pada waktu yang di tentukan. Tak lupa pula kita kirimkan
shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Yang
telah memperjuangkan kita dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang hingga kita dapat menikmati hasil dari perjuangannya hingga kini.
Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas dalam mata kuliah “Manajemen Syariah” dengan judul pembahasan
kami yakni “Keseimbangan
Ekonomi”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang keseimbangan ekonomi dua
sektor, tiga sektor, dan empat sektor.
Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Parepare,
Maret 2018
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………................
|
i
|
DAFTAR
ISI ……………………………………………………………..................
|
ii
|
BAB
I PENDAHULUAN
|
|
|
1
|
|
1
|
|
2
|
BAB
II PEMBAHASAN
|
|
A.
Keseimbangan Ekonomi Dua
Sektor..............................................................
|
3
|
1.
Hubungan antara konsumsi dan pendapatan .............................................
|
4
|
2.
Fungsi konsumsi dan tabungan
.................................................................
|
5
|
B.
Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor .............................................................
|
7
|
1.
Aliran pendapatan dan syarat keseimbangan
...........................................
|
8
|
2.
Pengeluaran pemerintah
...........................................................................
|
10
|
C.
Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor
..........................................................
|
11
|
BAB III PENUTUP
|
|
A.
Kesimpulan …...............……………………………………………………..
|
|
B.
Saran
...........................………………………………………………………
|
|
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………................
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejak tahun 1930-an, ilmu ekonomi telah dibagi kedalam
dua bagian yaitu, mikroekonomi (microeconomics) dan makroekonomi
(macroeconomics). Mikro ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari
pelaku dari unit-unit ekonomi individual seperti rumah tangga, perusahaan, dan
struktur industri. Sedangkan makro ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang
menelaanh perilaku dari perekonomian atau tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan (aggregate), termasuk di dalamnya faktor-faktor mempengaruhi
kinerja perekonomian atau kegiatan ekonomi agregat tersebut.
Dalam ekonomi makro terdapat sirkulasi keseimbangan
pendapatan nasional dalam berbagai sektor ekonomi di antaranya yaitu
keseimbangan ekonomi dua sektor, tiga sektor, dan empat sektor yang terdiri
dari sektor rumah tangga, sektor perusahaan,
sektor pemerintahan dan sektor luar negeri.
Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah
perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Ini berarti
dalam perekonomian ini dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah dan
perdagangan luar negeri. Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian yang
terdiri dari sektor rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Dengan demikian
dalam menganalisis perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan diperhatikan
peranan dan pengaruh pemerintah keatas kegiatan dalam sesuatu perekonomian.
Dalam perekonomian tiga sektor kegiatan perekonomian perdagangan luar negeri masih diabaikan. Sedangkan keeimbangan
ekonomi empat sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga,
perusahaan, pemerintan dan perdagangan luar negeri. Pada perekonomian empat
sektor ini sudah dikenal kegiatan ekspor dan impor yang sudah melibatkan
beberpa negara sehingga terjadilah yang dinamakan perdagangan luar negeri.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud keseimbangan ekonomi dua sektor ?
2.
Apa
yang dimaksud keseimbangan ekonomi tiga sektor ?
3.
Apa
yang dimaksud keseimbangan ekonomi empat sektor ?
C. Tujuan
1. Mengenal dan mengetahu keseimbangan ekonomi dua sektor.
2. Mengenal dan mengetahu keseimbangan ekonomi tiga sektor.
3. Mengenal dan mengetahu keseimbangan ekonomi empat sektor.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESEIMBANGAN
EKONOMI DUA SEKTOR
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri
dari sektor perusahaan dan sektor rumah tangga. Dalam perekonomian ini tidak
terdapat pemerintah, berarti dalam perekonomian itu tidak terdapat pajak dan
pengeluaran pemerintah. Perekonomian itu juga tidak melakukan perdagangan luar
negeri dan dengan demikian perekonomian itu tidak melakukan kegiatan ekspor dan
impor. Aliran-aliran pendapatannya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Pendapatan
faktor-faktor Produksi
Gaji
dan upah,sewa,bunga dan untung
Aliran 1
RUMAH
PRUSAHAAN TANGGA
Aliran 2
Komsumsi rumah tangga
Aliran 3
Tabungan
Aliran
5 Investasi
Aliran
4 Pinjaman
BANK
PENANAMAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN
a.
Sektor
perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga.
Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah,
sewa, bunga dan untung.
b.
Sebagian
besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi,
yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor
perusahaan.
c.
Sisa
pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung dalam
institusi-institusi keuangan.
d.
Pengusaha
yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga yang
dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan.
1. Hubungan
antara konsumsi dan pendapatan
Terdapat
beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit
kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah
tangga. Tabel yang
menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatannya
dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan
besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatan yang berubah-ubah.
Mislanya, seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan
seseorang adalah Rp 500 ribu, konsumsinya adalah Rp 500 ribu. Pada waktu
pendapatannya Rp 900 ribu konsumsinya adalah Rp 800 ribu. Tabel 4.1 secara
terperinci menunjukkan hubungan diantara tingkat pendapatan disposebel dan
pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.
TABEL 4.1
|
|||||||
Pendapatan, konsumsi dan tabungan (dalam ribu
rupiah)
|
|||||||
Pendapatan
disposebel (Yd) (1)
|
Pengeluaran
konsumsi (C) (2)
|
Tabungan (S) (3)
|
|||||
0
|
125
|
-125
|
|||||
100
|
200
|
-100
|
|||||
200
|
275
|
-75
|
|||||
300
|
350
|
-50
|
|||||
400
|
425
|
-25
|
|||||
500
|
500
|
0
|
|||||
600
|
575
|
25
|
|||||
700
|
650
|
50
|
|||||
800
|
725
|
75
|
|||||
900
|
800
|
100
|
|||||
1000
|
875
|
125
|
|||||
Dalam kolom
(1) ditunjukkan berbagai tingkat pendapatan disposebel yang mungkin diterima
oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah
pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut.jumlah
tabungan (atau kelebihan pendapatan sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang
akan dilakukan oleh rumah tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin
diterimanya) ditunjukkan dalam kolom (3).
Contoh angka
yang dibuat dalam tabel 4.1 adalah contoh yang memberikan gambaran mengenai
ciri-ciri khas dari hubungan diantara pengeluaran konsumsi dan pendapatan
disposebel seperti yang baru diterangkan diatas. Ciri-ciri yang digambarkan
dalam tabel 4.1 adalah :
i. Pada
pendapatan yang rendah rumah tangga akan mengorek tabungan. Pada waktu rumah tangga tidak memperoleh pendapatan
yaitu pendapatan disposebel adalah nol (Yd=0), pengeluaran konsumsi adalah Rp
125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa
lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya. Tabungan negatif, atau mengorek
tabungan (dissaving) akan selalu dilakukan oleh rumah tangga apabila
pendapatannya masih dibawah Rp 500 ribu.
ii.
Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada
pendapatan konsumsi. Contoh dalam tabel 4.1 menunjukkan, apabila pendapatan
bertambah sebanyak Rp 100 ribu, konsumsi bertambah sebanyak Rp 75 ribu. Sisa
pertambahan pendapatan itu (Rp 25 ribu) ditabung.
Pada
pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Disebabkan pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari
pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak “mengorek tabungan”
lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatannya. Contoh dalam tabel
4.1 menunjukkan, apabila pendapatan rumah tangga lebih dari pada Rp 500 ribu,
konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya. Sebagai contoh, pada pendapatan Rp
900 ribu, konsumsi adalah Rp 800 ribu, dan ini menunjukkan rumah tangga sudah
menabung sebanyak Rp 100 ribu.
2. Fungsi
Konsumsi dan tabungan
Dalam analisis makroekonomi yang lebih penting bukanlah
melihat konsumsi tabungan sesuatu rumah tangga, tetapi melihat kepada konsumsi
dan tabungan semua rumah tangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari
semua rumah tangga dalam perekonomian. Pengeluaran konsumsi dari semua rumah
dalam perekonomian dinamakan, seperti telah dinyatakan sebelum ini, konsumsi agregat dan tabungan semua
rumah tangga dalam perekonomian dinamakan tabungan
agregat.
Daftar konsumsi dan tabungan
Dalam tabel 4.5 ditunjukkan satu contoh yang
menggambarkan tingkat pendapatan nasional tingkat konsumsi dan tingkat tabungan
yang menggunakan pemisalan seperti yang dinyatakan di atas. Dapat dilihat bahwa
pada pendapatan nasional = 0, konsumsi rumah tangga dalam perekonomian adalah
Rp 90 Triliun, dan dengan demikian rumah tangga “mengorek tabungan” sebanyak Rp
90 Triliun.
Contoh
tersebut menggambarkan pula bahwa pendapatan nasional mengalami perubahan
sebanyak Rp 120 Triliun, dan karena dimisalkan MPC = 0,75 (dan sebagai
akibatnya MPS = 0,25) maka konsumsi dan tabungan masing-masing akan bertambah
sebanyak 0,75 (Rp 120 Triliun) = Rp 90 Triliun dan 0,25 (Rp 120 Triliun)= Rp 30
triliun. Berdasarkan kepada data tersebut, dalam tabel 4.5 konsumsi agregat
selalu mengalami pertambahan sebanyak Rp 90 triliun dan tabungan agregat selalu
mengalami pertambahan sebanyak Rp 30 triliun.
TABEL 4.5
|
||||
Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan (dalam triliun
rupiah
|
||||
Pendapatan
nasional
|
Konsumsi
|
Tabungan
|
||
(Y)
|
(C)
|
(S)
|
||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
||
0
|
90
|
-90
|
||
120
|
180
|
-60
|
||
240
|
270
|
-30
|
||
360
|
360
|
0
|
||
480
|
450
|
30
|
||
600
|
540
|
60
|
||
720
|
630
|
90
|
||
840
|
720
|
120
|
||
960
|
810
|
150
|
||
1080
|
900
|
180
|
||
1200
|
990
|
210
|
||
Ciri – ciri fungsi konsumsi dan tabungan sebelum menerangkan ciri-ciri fungsi konsumsi dan fungsi
tabungan, terlebih dahulu perlulah diterangkan dan didefinisikan arti dan
istilah fungsi konsumsi dan fungsi tabungan.
i. Fungsi
konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
diantara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
ii. Fungsi
tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat
hubungan diantara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan
pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.
Penentu-penentu
lain konsumsi dan tabungan walaupun
pendapatan rumah tangga penting peranannya dalam menentukan konsumsi, peranan
faktor-faktor lain tidak dapat diabaikan. Dibawah ini diterangkan beberapa
faktor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga .
1.
Kekayaan
yang telah terkumpul, sebagai akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan
yang banyak sebagai akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai
kekayaan yang mencukupi.
2.
Suku
bunga, dapat dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan
tabungan.
3.
Sikap
berhemat, berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan
berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan
lebih mementingkan tabungan.
4.
Keadaan
perekonomian, dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak
pengangguran, masyarakat berkecenderungan melakukan pengeluaran yang lebih
aktif.
5.
Distribusi
pendapatan, dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih
banyak tabungan akan diperoleh.
6.
Tersedia
tidaknya dana pensiun yang mencukupi, program dana pensiun dijalankan
diberbagai negara. Ada negara yang memberikan pensiun yang cukup tinggi kepada
golongan penduduknya yang telah tua.
B. KESEIMBANGAN
EKONOMI TIGA SEKTOR
Perekonomian
tiga sektor adalah perekonomianyang terdiri dari sektor-sektor yang berikut :
rumah tangga , perusahaan dan pemerintah. Dengan demikian dalam menganalisis
perekonomian -pada hakikatnya akan
diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah ke atas kegiatan dalam sesuatu
perekonomian.
Campur
tangan pemerintah dalam perekonomian menimbul dua perubahan penting dalam
proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional :
i.
Pungutan
pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengurangan ke atas konsumsi rumah tangga, akan tetapi sebaliknya.
ii.
Pajak
memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan
perbelanjaan agregat. Perubahan-perubahan ini penting pengaruhnya kepada
penentuan keseimbangan pendapatan nasional.
1.
Aliran
pendapatan dan syarat kesimbangan
Analisis
keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor bertujuan untuk
menunjukkan penentuan pendapatan nasional dalam perekonomian dimana terdapata
pemerintah. Ntuk memahami analisis tersebut dengan baik perlulah terlebih dahulu di sadari corak aliran
pendapatan dang pengeluaran yang berlaku dalam perekonomian tersebut dan
selanjutnya dari gambaran tersebut di tunjukkan syarat keseimbangan pendapatan
nasional dalam perekonomian tiga sektor.
Campur tangan pemrintah dan perekonomian akan
menimbulakan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Jenis aliran baru tersebut adalah :
i.
Pembayaran
pajak oleh rumah tangga-rumah tangga dan perusahaan –perusahaan kepada
pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak
pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
ii.
Aliran baru yang kedua adalah pengeluaran
dri sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan niali
pengeluaran pemrintah ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan
leh sektor perusahaan.
iii. Aliran
yang ketiga adalah aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sektor rumah
tangga. Aliran itu timbul sebagai kibat dari pembayaran ke atas penggunaan
faktor-faktor produksi yang dimilki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Dengan
adanya tiga aliran tersebut corak aliran pendapatan dalam perekonomian tertutup
adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar 5.1. dari gambar itu dapat dilihat
bahwa dalam suatu perekonomian tertutup ciri-ciri pokok dari aliran pendapatan
dan pengeluarannya adalah sebagai berikut :
Gambar 5.1
Sirkulasi Aliran Pendapatan Dalam Perekonomian Tiga Sektor
a. Pembayaran
yang dilakukan oleh sektor perusahaan sekarang dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu pembayaran yang dilakukan kepada sektor rumah tangga sebagai balas
jasa kepada faktor-faktor produksi yang digunakannya, dan pembayaran pajak pendapatan
perusahaan dan pajak-pajak yang lainnya kepada pemerintah.
b. Pendapatan
yang di terima oleh sektor rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber, dari
pembayaran gaji dan upah, sewa, bungan dan untung oleh sektor perusahaan, dan
dari pembayaran gaji dan upah oleh sektor pemerintah.
c. Pemerintah
menerima pendapatan berupa pajak dari sektor perusahaan dan sektor rumahtangga.
Pendapatannya tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah
pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang
diproduksikan oleh sektor perusahaan.
d. Pendapatan yang di terima sektor rumah
tangga akan digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan : memebayar/membiayai
pengeluaran konsumsi, disimpan sebagai tabungan dan membayar pajak pendapatan
rumahtangga.
e. Dalam
gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumahtangga dipinjamkan oleh
lembaga-lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanm modal.
f. Pengeluaran
agregat telah menjadi bertambah banyak jenisnya, yaitu disamping pengeluaran
konsumsi dan investasi, sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah.
2.
Pengeluaran pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai
kegiatan pemerintah Di Negara-negara yang sudah sangat maju pajak adalah sumber
utama dari perbelanjaan pemerintah. Sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah
untuk membiayai administrasi pemerintah
dan sebagian lainnya adalah untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan.
Penentu-penentu pengeluaran pemerintah
Jumlah pegeluaran pemerintah yang akan dilakukan dalam suatu periode
tertentu tergantung kepada banyak faktor.
a. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
Dalam menyusun anggaran belanjanya pemerintah harus terlebih dahulu membuat
proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan doterimanya. Makin banyak jumlah pajak
yang dapat dikumpulkan, makin banyak pula perbelanjaan pemerintah yang akan
dilakukan.
b. Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai
Kegiatannya dapat memanipulasi/mengatur kegiatan ekonomi yang diinginkan.
Beberapa tujuan penting dari kegiatan pemerintah adalah mengatasi masalah
pengangguran, menghindari inflasi dan mempercepat pembangunan ekonomi dalam
jangka panjang, untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut sering sekali pemerintah
membelanjakan uang yang jauh lebih besar dari pendapatan yang diperoleh dari
pajak.
c.
Pertimbangan politik dan keamanan
Pertimbangan-pertimbangan politik dan kestabilan negara selalu menjadi
salah satu tujuan penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. Kekacauan
politik, perselisihan di antara berbagai golongan masyarakat dan daerah sering
berlaku di berbagai negara dunia.
Fungsi pengeluaran pemerintah
Dalam uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeluaran pemerintah di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan nasional
tidak memegang peranan yang penting dalam menentukan perbelanjaan
pemerintah. Dengan kata lain,
pengeluaran pemerintah pada suatu periode tertentu dan perubahannya dari satu periode ke periode lainnya tidak
didasarkan kepada tingkat pendapatan nasional dan
pertumbuhan pendapatan nasional.
3. Keseimbangan dalam perekonomian tiga sector
Uraian mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam
perekonomian tiga sektor akan dibedakan dalam dua keadaan, yaitu:
i. Dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalah sistem pajak tetap.
ii. Dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalahpajak proporsional.
Untuk setiap keadaan, tiga pedenkatan penentu keseimbangan pendapatan
nasional akan diterangkan: dengan menggunakan contoh angka, secara grafik dan
dengan analisi secara aljabar.
C.
KESEIMBANGAN
EKONOMI EMPAT SEKTOR
( PEREKONOMIAN TERBUKA)
Keseimbangan pendapatan nasional dalam ekonomi
empat sektor atau perekonomian terbuka yaitu perekonomian yang menjalankan
kegiatan ekspor dan impor. Oleh karena analisis ini telah sepenuhnya menggambarkan penentuan
kegiatan yang sebenamya berlaku, dalam suatu perekonomian, maka analisis
mengenai penentuan keseimbangan tersebut boleh juga dinamakan sebagai
keseimbangan makro ekonomi .
Dua pendekatan akan digunakan untuk menerangkan bagaimana perekonomian
empat sektor: rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri, akan
mencapai keseimbangan makroekonomi. Pendekatan yang pertama - yang diterangkan
dalam bab ini, merupakan analisis yang melengkapii analisis dalam kedua bab
sebelum ini. Analisis dalam bab ini memperhatikan bagaimana pengeluaran agregat
(AE) dalam ekonomi empat sektor akan menentukan pendapatan nasional pada
keseimbangan. Dalam analisis ini akan diperhatikan bagaimana ekspor dan impor
akan mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka.
Analisis yang pertama tersebut dapat lebih disempumakan dengan
menganalisis keseimbangan makroekonomi yang memperhatikan pula efek perubahan
harga-harga ke atas keseimbangan tersebut. Memperhatikan efek perubahan harga
ke atas keseimbangan ekonomi dinamakan analisis permintaan agregat-penawaran
agregat atau lebih popular dikenal sebagai analisis AD-AS.
1. Sirkulasi Aliran Pendapatan
Perekonomian Terbuka
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat
sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor
dengan negara-negara lain di dunia ini. Dalam perekonomian terbuka sektor-sektor
ekonominya dibedakan ke dalam
empat golongan, yaitu: rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan Iuar negeri.
Melakukan perdagangan internasional merupakan kegiatan yang lazim dilakukan
oleh berbagai negara. Semenjak berabad-abad yang lalu, ketika berbagai
perekonornian masih belum begitu berkembang, perdagangan ekspor dan impor telah
mereka lakukan. Pada ketika ini kegiatan ekspor dan impor mempakan bagian yang
penting dalam kegiatan setiap perekonomian. Walau bagaimanapun, secara relatif,
kepentingannya berbeda dari satu negara ke negara lain.
a.
Ekspor, Impor dan Pengeluaran Agregat
Dalam ekonomi yang
melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran yang berlaku adalah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
6.1. Apabila aliran-aliran tersebut diperhatikan dengan teliti akan didapati
bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan
perekonomian tiga sektor sebagai akibat dari wujudnya kegiatan ekspor dan
impor.
Secara fisik, ekspor
diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang barang buatan dalam
negeri ke negara-negara lain. Pengiriman
ini akan memimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan.
Dengan demikian pengeluaran agregat akan
meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada
akhirnya keadaan ini akan menyebabkan Peningkatan dalam pendapatan nasional.
Impor menimbulkan efek yang sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian
dan pemasukan barang dari luar negeri ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ini akan menimbulkan aliran
keluar atau bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor
perusahaan. Aliran keluar atau bocoran ini pada akhirnya akan menutunkan pendapatan
nasional yang dapat dicapai.
Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor
mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional tergantung kepada ekspor neto,
yaitu ekspor dikurangi impor. Apabila ekspor neto adalah positif, pengeluaran
agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan
nasional dan
kesempatan kerja.
b.
Sirkulasi Aliran Pendapatan
Dengan menggunakan gambar dengan lebih jelas
akan dapat dilihat bagaimana ekspor dan impor akan mempengaruhi kegiatan dalam
suatu perekonomian dan sirkulasi aliran pendapatan yang berlaku. Perhatikan
Gambar 6.1. Penggunaan faktor-fakto: produksi oleh sektor perusahaan akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga. Aliran pendapatan tersebut
meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan yaitu seperti yang
ditunjukkan oleh Aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi oleh pajak
keuntungan perusahaan (Aliran 2), tetapi belum dikurangi oleh pajak pendapatan
perseorangan atau individu.
Rumah tangga, yang menawarkan faktor-faktor
produksi kepada perusahaan untuk memperoleh berbagai pendapatan di atas, akan
menggunakan dan membelanjakan pendapatan mereka untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang berikut:
Gambar 6.1
Sirkulasi Aliran Pendapatan Dalam Perekonomian Terbuka
i. Membayar pajak pendapatan individu kepada
pemerintah dan pengeluaran ini ditunjukkan oleh Aliran 3. Seperti telah
diterangkan pendapatan yang diterima setelah pajak dinamakan pendapatan
disposebel.
ii. Pendapatan disposebel yang diterima rumah
tangga terutama akan digunakan untuk membelii barang dan jasa yang
diproduksikan di dalam negeri, Pengeluaran ini akan digolongkan sebagaii
pengeluaran konsumsi ke atas barang-barang dalam negeri atau seeara ringkas: Cdn
Pengeluaran ini digambarkan oleh Aliran 4.
iii. Mengimpor barang-barang yang diproduksikan di
negara-negara lain. Pengeluaran ini ditunjukkan oleh Aliran 5. Gabungan di
antara Aliran 4 dan Aliran 5 meliputi keseluruhan pembelajaan rumah tangga
yaitu nilai “C” pada analisis di Bab Empat dan Bab Lima
iv. Menabung sisa pendapatan yang tidak digunakan
ke dalam institusi atau badan keuangan seperti bank perdagangan, bank tabungan
dan institusi penabungan lainnya. Penyimpanan atau penabungan ini ditunjukkan
oleh Aliran 6.
Dari pada aliran pendapatan dan pengeluaran yang
dinyatakan di atas, hanya satu aliran yang merupakan aliran pengeluaran ke atas
barang-barang yang diproduksikan sektor perusahaan. Aliran tersebut adalah Aliran 4, yaitu pengeluaran
rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri (Cdn). Walau bagaimanapun
dalam keseluruhan ekonomi masih terdapat beberapa jenis pengeluaran lain ke
atas barang yang diproduksikan sektor perusahaan. Dalam Bab Empat dan Lima
telah diterangkan dua dari pengeluaran lain tersebut, yaitu: investasi
perusahaan (Aliran 8) dan pengeluaran pemerintah (Aliran 9). Dalam perekonomian
terbuka pengeluaran ke atas barang dalam negeri akan bertambah sebagai akibat
dari ekspor, yaitu pengeluaran oleh negaa-negara lain. Pengeluaran ini
digambarkan oleh Aliran 10.
Berdasarkan kepada aliran-aliran pengeluaran
ke atas produksi sektor perusahaan dan ke atas barang impor, yaitu seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 6.1, dapatlah disimpulkan bahwa dalam ekonomi terbuka
pengeluaran agregat meliputi lima jenis pengeluaran berikut:
i. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas
barang-barang yang dihasilkan di daiam negeti (Cdn) .
ii. Investasi perusahaan (i) untuk menambah
kapasitas sektor perusahaan menghasilkan barang dan jasa.
iii. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa
yang diperoleh di dalam negeri (G).
iv. Ekspor, yaitu pembelian negara lain ke atas
barang buatan perusahaan-pemsahaan di dalam negeri (X).
v. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari
luar negeri (M).
Dengan demikian komponen pengeluaran agregat
dalam ekonomi terbuka adalah: pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan
dalam negeri, investasi, pengeluaran pemerintah, pengeluaran ke atas barang
impor dan pengeluaran orang luar negeri ke atas barang buatan dalam negeri
(ekspor). Pengeluaran agregat tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan
formula berikut:
AE =Cdn + I + G + X + M